PENANGANAN BANJIR MASA RAJA AIRLANGGA ABAD XI
Pentingnya kita melihat sejarah, bahwa ternyata banjir telah
menjadi langganan sejak masa kerajaan dan bagaimana cara penanganan banjir pada
masa tersebut. Indonesia merupakan daerah dengan dua musim yaitu musim
hujan dan musim kemarau. Ketika musim hujan maka air sungai akan mengalami
kenaikan dan menyebabkan banjir. Salah satunya di Jawa Timur adanya
sungai yang mempunyai peran besar khususnya pada masa Kerajaan yaitu Sungai Brantas.
Pada masa itu Sungai Brantas sangat penting sebagai sarana transportasi
serta irigasi sawah. Ketika musim hujan Sungai Brantas akan meluap
karena tanah dan kapasitas air sungai
sangat berlebihan sehingga air tidak dapat tertampung.
Selain itu, pertanian merupakan sektor utama pada
masyarakat jawa kuna baik digunakan sebagai perdagangan maupun sumber
pangan kehidupan sehari-hari kerajaan. Pada Prasasti Kamalagyan 1037 M
disebutkan telah adanya suatu sawah yaitu gaga (ladang atau sawah
kering). Maka untuk menjaga hasil pertanian tetap bagus serta agar sawah tidak
tergenang dengan banyaknya debit air hujan ataupun luapan sungai, maka
dibuatkanlah suatu bendungan. Selain bendungan, di masa Raja Airlangga
juga dibuatkan sistem irigasi dari sungai menuju kepersawahan.
Serta membuat jalur sungai yang nantinya menjadi
jalur untuk air sungai agar dapat mengalir ke laut. Pembangunan suatu
bendungan tersebut sebagaimana yang tertera dalam Prasasti Kamalagyan
1037 M bahwa telah dibuat suatu bendungan yang bernama Waringin
Sapta. Bendungan ini dibuat karena Sungai Brantas sering meluap
dan menjebol tanggul Waringin Sapta. Bendungan ini dibuat oleh Raja Airlangga
dengan dibantu oleh penduduk sekitar. Ketika bendungan selesai
dibangun maka aktivitas perdagangan dan pertanian dapat kembali lancar. Serta
ketika musim hujan yang membuat air sungai meluap akan teratasi oleh adanya bendungan ini. Cara penangan banjir
pada masa Raja Airlangga sudah terbukti dengan baik. Sehingga dijaman sekarangpun
masih banyak daerah yang mengandalkan bendungan untuk menghalau banjir.
Penulis: Titik Ummaroh - 180732640503.
Komentar
Posting Komentar